Label

Blog ini berisi mwteri pelajaran Bahasa Indonesia, Artikel di bidang Linguistik dan Sastra Indonesia, Problematika Dunia Pengajaran Sastra Indonesia dan masih banyak lagi

Senin, 23 November 2009

Bahasa Resmi dan Baku

Bahasa resmi adalah bahasa baku standard yang dipakai dalam situasi resmi / formal, baik berupa komunikasi lisan maupun tulis. Pada dasarnya pemakaian bahasa resmi mengacu pada kaum terpelajar /ilmiah dan pada situasi resmi dan seremonial.

Bahasa resmi biasanya dipakai pada situasi:

1.      Komunikasi resmi, misal surat dinas, acara resmi, dan pendidikan.

2.      Wacana teknis, misalkan proposal, laporan ilmiah

3.      Pembicaraan di depan umum, misalkan Proses Belajar Mengajar, khotbah, seminar

4.      Pembicaraan dengan orang yang dihormati ayau dengan orang yang posisi/kedudukan/ usia di atas kita

Ciri-ciri bahasa resmi:

1.       Kemantapan dinamis, kaidah dan aturan pemakaiannya tetap tidak dapat berubah setiap saat.

2.      Kecendekiaan, wujud dalam kalimat, paragraph dan satuan kebahasaan lain menggunakan penalaran yang teratur

3.      Keseragaman kaidah, pembakuan bahasa bukan penyamaan ragam bahasa, namun penyamaan kaidah.

 Bahasa baku pada hakikatnya adalah bahasa yang telah dikodifikasi, diterima dan difungsikan sebagai model atau acuan oleh masyarakat secara luas. 

Bahasa Indonesia baku mempunyai empat fungsi, yaitu :

a.       Pemersatu,

b.       penanda kepribadian,

c.        penambah wibawa; dan

d.      kerangka acuan.

 

Ciri-ciri Bahasa Indonesia Baku sebagai berikut:

1)      Pelafalan sebagai bahagian fonologi bahasa Indonesia baku adalah pelafalan yang relatif bebas dari atau sedikit diwarnai bahasa daerah atau dialek.

Misalnya, kata / keterampilan / diucapkan / ketrampilan / bukan / ketrampilan

 

2)       Bentuk kata yang berawalan me- dan ber- dan lain-lain sebagai bahagian morfologi bahasa Indonesia baku ditulis atau diucapkan secara jelas dan tetap di dalam kata.

Misalnya:

Banjir menyerang kampung yang banyak penduduknya itu. Kuliah sudah berjalan dengan baik.

 

3)      Konjungsi sebagai bahagian morfologi bahasa Indonesia baku ditulis secara jelas dan tetap di dalam kalimat.

Misalnya:

Sampai dengan hari ini ia tidak percaya kepada siapa pun, karena semua diangapnya penipu.

 

4)      Partikel -kah, -lah dan -pun sebagai bahagian morfologi bahasa Indonesia baku ditulis secara jelas dan tetap di dalam kalimat.

Misalnya:

Bacalah buku itu sampai selesai!

Bagaimanakah cara kita memperbaiki kesalahan diri?

Bagaimanapun kita harus menerima perubahan ini dengan lapang dada.

 

5)      Preposisi atau kata dengan sebagai bahagian morfologi bahasa Indonesia baku dituliskan secara jelas dan tetap dalam kalimat.

Misalnya:

Saya bertemu dengan adiknya kemarin.

Ia benci sekali kepada orang itu.

 

6)      Bentuk kata ulang atau reduplikasi sebagai bahagian morfologi bahasa Indonesia baku ditulis secara jelas dan tetap sesuai dengan fungsi dan tempatnya di dalam kalimat.

Misalnya:

Mereka-mereka itu harus diawasi setiap saat.

Semua negara-negara melaksanakan pembangunan ekonomi.

Suatu titik-titik pertemuan harus dapat dihasilkan dalam musyawarah itu.

 

7)       Kata ganti atau polaritas tutur sapa sebagai bahagian morfologi bahasa Indonesia baku ditulis secara jelas dan tetap dalam kalimat.

Misalnya:

Saya – anda bisa bekerja sama di dalam pekerjaan ini.

Aku – engkau sama-sama berkepentingan tentang problem itu.

Saya – Saudara memang harus bisa berpengertian yang sama.

8)       Pola kelompok kata kerja aspek + agen + kata kerja sebagai bahagian kalimat bahasa Indonesia baku ditulis dan diucapkan secara jelas dan tetap di dalam kalimat.

Misalnya:

Surat Anda sudah saya baca.

Kiriman buku sudah dia terima.

 

9)       Konstruksi atau bentuk sintesis sebagai bahagian kalimat bahasa Indonesia baku ditulis atau diucapkan secara jelas dan tetap di dalam kalimat.

Misalnya:

saudaranya

dikomentari

mengotori

harganya

 

10)   Fungsi gramatikal (subyek, predikat, obyek sebagai bahagian kalimat bahasa Indonesia baku ditulis atau diucapkan secara jelas dan tetap dalam kalimat.

Misalnya:

Kepala Kantor pergi keluar negeri.

Rumah orang itu bagus.

 

11)   Struktur kalimat baik tunggal maupun majemuk ditulis atau diucapkan secara jelas dan tetap sebagai bahagian kalimat bahasa Indonesia baku di dalam kalimat.

Misalnya:

Mereka sedang mengikuti perkuliahan dasar-dasar Akuntansi I.

Sebelum analisis data dilakukannya, dia mengumpulkan data secara sungguh-sungguh.

 

12)   Kosakata sebagai bahagian semantik bahasa Indonesia baku ditulis atau diucapkan secara jelas dan tetap dalam kalimat.

Misalnya:

Mengapa, tetapi, bagaimana, memberitahukan, hari ini, bertemu,

tertawa, mengatakan, pergi, tidak begini, begitu, silakan.

 

13)  Ejaan resmi sebagai bahagian bahasa Indonesia baku ditulis secara jelas dan tetap baik kata, kalimat maupun tanda-tanda baca sesuai dengan Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan.

 

Peristilahan baku sebagai bahagian bahasa Indonesia baku dipakai sesuai dengan Pedoman  peristilahan Penulisan Istilah yang dikeluarkan oleh Pemerintah melalui Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa (Purba, 1996 : 63 – 64). Ciri-ciri bahasa Indonesia baku secara umum sama antara lisan dan tulis. Badudu dengan jelas  mengemukakan bahwa “berbahasa lisan ……….. baku dalam kegiatan resmi seperti bentuk dan susunan bahasa tulis” (1992 : 42). Di dalam buku mereka, Speaking Naturally Communication Skills in American English, Bruce Tillit dan Maru Newton Bruder mengungkapkan bahwa “tuturan formal berkarakteristik informasinya Bab 1: Bahasa Indonesia Baku Pemakaiannya … tersurat dalam kalimat-kalimat juga cenderung komplit yang dipertentangkan dengan kalimat potongan” (1936 : vii). Gleason juga mengemukakan bahwa “Struktur bahasa lisan menunjukkan kesamaan di dalam berbagai hal dengan struktur bahasa tulis” (Syafi’I, 1984 : 42).

 

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar